wisatadilombok.com |
1. Pakaian Adat Pria suku Sasak
Sapuk
Sapuk merupakan mahkota yang digunakan sebagai lambang penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjaga pemikiran pemakainya dari hal-hal yang kotor dan tidak baik. Sekilas bentuk sapuk yang dikenakan oleh masyarakat suku sasak tidak jauh berbeda dengan ikat kepala dari Bali. Untuk penggunaan sehari-hari jenis sapuk yang digunakan yaitu berbentuk segitiga sama kaki, sedangkan untuk ritual khusus seperti upacara adat atau ritual khusus biasanya menggunakan sapuk jadi atau perade yang terbuat dari bahan songket benang emas.
Baju Pegon
Baju pegon merupakan perlengkapan pakaian adat suku sasak yang mendapat pengaruh dari jawa yang mengadopsi model jas eropa sebagai lambang keanggunan dan kesopanan. Untuk memudahkan penggunaan keris model jas tersebut kemudian dimodifikasi menjadi agak terbuka pada bagian belakang pegon. Bahan kain yang digunakan untuk membuat baju pegon umumnya berwarna gelap dan tidak bermotif.
Leang atau Dodot
Leang atau dodot merupakan kain songket yang berfungsi untuk menyelipkan keris. Beragam motif yang terdapat pada kain songket ini diantaranya motif subahnale, keker, bintang empet yang bermakna semangat dalam berkarya pengabdian kepada masyarakat.
Kain Dalam Dengan Wiron
Jenis kain yang digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah ini digunakan sampai sebatas mata kaki dengan ujung lurus kebawah sebagai lambang sikap tawadduk dan rendah hati. Kain yan digunakan berasal dari bahan batik jawa dengan motif tulang nangka atau kain pelung hitam, dapat pula menggunakan motif tapo kemalo dan songket dengan motif serat penginang. Dalam penggunaan kain wiron tidak diperkenankan menggunakan kain polos berwarna putih atau merah.
Keris
Penggunan keris sebagai pelengkap pakaian adat suku sasak digunakan sebagai lambang kesatriaan dan keberanian dalam mempertahankan martabat. Dalam aturannya pengunaan keris sebagai lambang adat bagian mukanya harus menghadap kedepan, jika terbalik maka berubah makna menjadi siap beperang atau siaga. Pada perkembangannya penggunaan keris sendiri dapat diganti dengan pisau raut atau pemaja.
Selendang Umbak
Selendang umbak merupakan sabuk yang khusus diperuntukkan bagi para pemangku adat atau pengayom masyarakat yang dibuat dengan ritual khusus dalam keluarga sasak. Jenis kain yang digunakan umumnya berwarna merah dan hitam dengan panjang berkisar empat meter yang dihiasi dengan uang cina (kepeng bolong). Umbak sebagai pakaian adat hanya digunkan oleh para pemangku adat, pengayom masyarakat. Umbak untuk busana sebagai lambang kasih sayang dan kebijakan.
2. Pakaian Adat Wanita suku Sasak
Pangkak
Pangkak merupakan mahkota emas berbentuk bunga cempaka dan bunga mawar yang diselipkan disela-sela konde atau sanggul.
Tangkong
Sebagai lambang keanggunan jenis pakaian ini umumnya dibuat dari bahan beludru atau brokat dan dapat berupa pakaian kebaya dari bahan berwarna cerah atau gelap.
Tongkak
Tongkak adalah kain sabuk panjang dengan bagian ujung berumbai yang dililitkan pada bagian pingang sebelah kiri dan digunakan sebagai lambang kesuburan dan pengabdian.
Lempot
Lempot merupakan kain tenun panjang bercorak khas yang disampirkan pada pundak bagian kiri. Penggunaan selendang ini memiliki makna sebagai perlambang kasih sayang.
Kereng
Penggunaan kain tenun songket (kain kereng) sebagai lambang kesopanan, dan kesuburan yaitu dililitkan dibagian pingang sampai sebatas mata kaki.
Asesoris
Selain perlengkapan yang telah disebutkan diatas ditambahkan pula penggunaan endit atau pending yaitu berupa rantai perak yang difungsikan sebagai ikat pinggang, onggar-onggar atau hiasan berupa bunga emas yang diselipkan dibagian konde, giwang atau anting-anting, serta suku atau ketip yang terbuat dari uang emas dan perak yang dibentuk bros, serta kalung.
Source: gpswisataindonesia.wordpress.com
0 komentar